Bisa jadi,
seseorang memberi nasihat kepada tentang sesuatu yang sebenarnya Anda
sudah tahu. Anda sudah menjalankannya selama ini. Anda pernah
membacanya. Anda pernah mendengarkannya. Namun, haruskah kita mengatakan
hal jelek terhadap pemberi nasihat. Anda berusaha menunjukan diri bahwa
Anda sudah tahu?
Tentu tidak, ingat bahwa nasihat tanda cinta. Meski kita sudah tahu, anggaplah itu untuk mengingatkan. Mungkin Anda tidak lupa, tetapi saat Anda mendengar secara berulang kali, maka akan lebih meresap ke dalam hati Anda dan akan membentuk karakter dan kepribadian Anda. Itu adalah sesuatu positif. Kenapa Anda harus menolaknya? Kenapa harus menunjukan ego sendiri?
Tentu tidak, ingat bahwa nasihat tanda cinta. Meski kita sudah tahu, anggaplah itu untuk mengingatkan. Mungkin Anda tidak lupa, tetapi saat Anda mendengar secara berulang kali, maka akan lebih meresap ke dalam hati Anda dan akan membentuk karakter dan kepribadian Anda. Itu adalah sesuatu positif. Kenapa Anda harus menolaknya? Kenapa harus menunjukan ego sendiri?
Lihatlah Nasihatnya Bukan Orangnya
Terimalah nasihat
meski Anda sudah tahu, bahkan saat Anda yang sebenarnya lebih pantas
memberi nasihat. Bisa jadi, orang yang memberi nasihat tidak lebih tahu
dibandingkan dengan Anda. Mungkin dia masih awam, kurang ahli, kurang
bijak dibandingkan dengan Anda. Namun, lihatlah nasihatnya. Tidak perlu
melihat orangnya, selama itu baik, bermanfaat untuk Anda, maka Anda
patut berterima kasih.
Tidak perlu mempertanyakan “siapa loe?” Ini artinya kesombongan Anda muncul, merasa diri lebih hebat dibandingkan pemberi nasihat, padahal bisa jadi dia tulus ingin membantu Anda.
Tidak perlu mempertanyakan “siapa loe?” Ini artinya kesombongan Anda muncul, merasa diri lebih hebat dibandingkan pemberi nasihat, padahal bisa jadi dia tulus ingin membantu Anda.
Jika Nasihat Tidak Sempurna Ada Yang Salah
Bisa jadi Anda
menerima nasihat yang salah. Itu bisa saja, yang namanya orang tidak
luput dari kesalahan. Atau bisa jadi nasihat itu salah bagi Anda saja
karena kondisi dan situasi Anda berbeda. Namun lihatlah niat dibaliknya.
Dia memberikan nasihat kepada Anda karena peduli. Mungkin salah karena
dia tidak tahu kondisi Anda yang sebenarnya. Anda tidak perlu
membantahnya, apalagi sambil marah atau menyerang dengan kata-kata yang
tidak baik.
Tetaplah menerima nasihat itu. Tetaplah berterima kasih meski terlihat tidak berguna bagi Anda. Bahkan, jika sebuah nasihat seolah akan menjerumuskan Anda, tetaplah berterima kasih. Jika perlu, berikan penjelasan dengan cara yang baik bahwa nasihat tersebut tidak cocok dengan Anda. Jika salah, jelaskan dengan cara yang baik pula. Jangan sampai cinta dan kepedulian orang malah kita balas dengan sesuatu yang tidak mengenakan.
Tetaplah menerima nasihat itu. Tetaplah berterima kasih meski terlihat tidak berguna bagi Anda. Bahkan, jika sebuah nasihat seolah akan menjerumuskan Anda, tetaplah berterima kasih. Jika perlu, berikan penjelasan dengan cara yang baik bahwa nasihat tersebut tidak cocok dengan Anda. Jika salah, jelaskan dengan cara yang baik pula. Jangan sampai cinta dan kepedulian orang malah kita balas dengan sesuatu yang tidak mengenakan.
Nasihat Yang Tidak Lengkap
Pastinya, Anda
akan menerima nasihat yang tidak lengkap. Tentu saja, karena tidak
mungkin semuanya dibahas dalam satu pembicaraan. Anda akan selalu bisa
melihat ada kekurangan dalam nasihat. Jika Anda meneirma nasihat tentang
menuntut ilmu, mungkin Anda melihat ada yang kurang. Bisa jadi Anda
mengatakan:
“Percuma menuntut ilmu, jika tidak diamalkan.”
Apa yang Anda katakan itu benar. Dimana masalahnya?
Pertama, Anda mengalihkan fokus. Mungkin pemberi nasihat itu sedang fokus tentang menuntut ilmu. Sama sekali tidak ada perkataan yang melarang amal atau tidak perlu diamalkan. Dia hanya sedang membahas ilmu. Saat Anda mengatakan hal itu, sebenarnya itu muncul dari ego, ingin menunjukan diri lebih tahu.
Kalau pun, nasihat itu dilanjutkan. Misalnya Anda harus beramal, maka Anda bisa menjawab lagi:
“Percuma beramal jika tidak ikhlas.”
“Percuma menuntut ilmu, jika tidak diamalkan.”
Apa yang Anda katakan itu benar. Dimana masalahnya?
Pertama, Anda mengalihkan fokus. Mungkin pemberi nasihat itu sedang fokus tentang menuntut ilmu. Sama sekali tidak ada perkataan yang melarang amal atau tidak perlu diamalkan. Dia hanya sedang membahas ilmu. Saat Anda mengatakan hal itu, sebenarnya itu muncul dari ego, ingin menunjukan diri lebih tahu.
Kalau pun, nasihat itu dilanjutkan. Misalnya Anda harus beramal, maka Anda bisa menjawab lagi:
“Percuma beramal jika tidak ikhlas.”
Sekali lagi, isi dari perkataan itu tidak salah. Yang salah adalah
sikapnya dalam menerima nasihat. Nasihat itu tidak pernah lengkap. Tidak
mungkin bisa membahas seluruh Al Quran hanya dalam satu buku, satu
artikel, apalagi satu status di halaman facebook.
Jika Anda hanya melihat apa yang kurang, maka Anda hanya fokus pada kekurangan itu. Sementara fokus Anda dalam menerima akan hilang.
Kedua, jika Anda terus melihat kekurangan dan menunjukan kekurangan tersebut, itu artinya Anda hanya mementingkan ego Anda. Nasihat tidak akan berarti sama sekali jika Anda fokus mengurus ego Anda, jika Anda ingin dilihat lebih tahu, lebih bijak, dan lebih pintar.
Orang sedang membahas masalah amal bukan berarti tidak tahu tentang ikhlas, hanya saja dia sedang fokus membahas amal, saat itu. Mungkin waktu yang lain, baik yang sudah lalu maupun yang akan datang, dia sudah atau akan membahas tentang ikhlas. Mungkin karena kondisi Anda saat ini memang kurang amal. Meski Anda tahu, amal itu harus ikhlas, tetapi jika amalnya tidak ada?
Jika Anda hanya melihat apa yang kurang, maka Anda hanya fokus pada kekurangan itu. Sementara fokus Anda dalam menerima akan hilang.
Kedua, jika Anda terus melihat kekurangan dan menunjukan kekurangan tersebut, itu artinya Anda hanya mementingkan ego Anda. Nasihat tidak akan berarti sama sekali jika Anda fokus mengurus ego Anda, jika Anda ingin dilihat lebih tahu, lebih bijak, dan lebih pintar.
Orang sedang membahas masalah amal bukan berarti tidak tahu tentang ikhlas, hanya saja dia sedang fokus membahas amal, saat itu. Mungkin waktu yang lain, baik yang sudah lalu maupun yang akan datang, dia sudah atau akan membahas tentang ikhlas. Mungkin karena kondisi Anda saat ini memang kurang amal. Meski Anda tahu, amal itu harus ikhlas, tetapi jika amalnya tidak ada?
Emangnya Gw Nggak Tau?
Satu lagi kasus,
kadang ada orang yang sok pintar, dia menasihati Anda karena dengan
maksud merendahkan Anda atau menganggap Anda tidak tahu. Bisa jadi dia
memberi nasihat kepada semua orang karena dia ingin dianggap hebat.
Mungkin ada. Yang perlu kita perhatikan adalah
- Tidak semua orang yang menasihati Anda bermaksud merendahkan Anda. Jadi jangan selalu memunculkan ego atau melawan saat ada seseorang yang menasihati Anda, karena bisa jadi dia orangnya tulus. Meski isinya Anda sudah tahu, tetaplah berbaik sangka dan berterima kasih.
- Jika isinya baik, kenapa tidak? Mungkin, sekali lagi mungkin, seseorang bermaksud merendahkan Anda, namun jika isinya itu baik, terima saja. Kita tidak akan pernah menjadi rendah karena menerima nasihat yang baik. Fokuslah pada diri Anda.
Pada
zaman sekarang, zamannya informasi, kita akan semakin mudah menerima nasihat.
Bisa melalui media, website, facebook, twitter, dan SMS. Banyak sekali
caranya. Jika kita menyikapinya dengan baik, maka nasihat-nasihat yang
datang akan mengubah Anda menjadi pribadi yang lebih baik.
Semoga bermanfaat n jangan lupa komentarnya ya? :)
Semoga bermanfaat n jangan lupa komentarnya ya? :)